Prof. Dr. H. Yus Rusyana dikenal sebagai seorang budayawan dan sastrawan. Yus Rusyana yang dilahirkan pada 24 Maret 1938 di Pameungpeuk, Garut, ini telah mencipta dan menerbitkan sejumlah karya sastra, baik yang ditulis dalam Bahasa Indonesia dan terutama dalam Bahasa Sunda.
Riwayat pendidikan tinggi Yus Rusyana adalah S1 Bahasa dan Sastra Sunda FKSS IKIP Bandung (1958-1964), Post Graduate Training dalam studi bahasa Indonesia dan Filologi, Universitas Leiden (1971-1973), dan S3 Ilmu Morfologi Bahasa, Universitas Indonesia (1975). Kecintaannya terhadap tradisi lisan mengantarkan Yus Rusyana banyak meneliti bidang tersebut dalam bahasa Sunda. Tercatat sejak 1995 sampai 1996, dia merupakan seorang peneliti undangan pada Asosiasi Tradisi Lisan (ATL). Hasil penelitiannya ihwal pencak silat diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia (YOI) dengan judul Tuturan tentang Pencak Silat dalam Tradisi Lisan Sunda.
Sejak 1975, Yus Rusyana juga merupakan Ketua Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PPSS, 1975-1981), Anggota Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (1994-2000), dan Anggota Dewan Redaksi majalah Mangle, Wangsit, dan Lingua. Bersama para ulama tatar Sunda, Yus Rusyana menerjemahkan dan menafsirkan Al-Qur’an dalam bahasa Sunda. Dan hasilnya empat jilid Tarjamah Al-Quran Basa Sunda (1975-1979) dan beberapa jilid Tafsir Al-Quran Basa Sunda (30 Juz).
Karyanya beragam (drama, puisi, dan cerita pendek). Cahaya Maratan Waja adalah karya dramanya yang terkenal, dan bercerita tentang Umar bin Khatab masuk Islam. Kumpulan puisinya di antaranya Nu Mahal Tibatan Inten (1980) dan Buana nu Pinuh ku Mega (1992).
Kumpulan cerita pendeknya antara lain Di Luhureun Jukut Remis (1965) dan Jajaten Ninggang Papasten (1988). Karya-karyanya didokumentasikan di Perpustakaan SOAS Universitas London, Inggris, dan di Universitas Nasional Australia.
Sebagai seorang ilmuwan, Yus Rusyana juga telah mempublikasikan buku: Bagbagan Puisi Mantra Sunda (1970), Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia (1983), Cerita Rakyat Daerah Jawa Barat (1990), Ensiklopedi Sastra Sunda (1997), Pengajaran Bahasa-bahasa Nusantara (1999), Prosa Tradisional (2000), dan Peta Konsep Kesastraan: Sastra Indonesia (2003).