Siapkan Program Beasiswa Berkelanjutan Cetak Sarjana Berdedikasi
Bandung, 11 Januari 2023
Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) menyerahkan beasiswa berupa bantuan biaya uang kuliah tunggal (UKT) bagi 30 mahasiswa dari delapan fakultas dan satu kampus daerah di lingkungan UPI. Penyerahan beasiswa dilakukan secara simbolik oleh Sekretaris Jenderal IKA UPI Najip Hendra SP didampingi para Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan perwakilan Direktorat Kemahasiswaan UPI di Sekretariat IKA UPI, Kampus Bumi Siliwangi, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, pada Rabu 11 Januari 2023. Adapun Ketua Umum IKA UPI Enggartiasto Lukita turut menyaksikan dan menyampaikan sambutan secara virtual dari Jakarta.
Najip menjelaskan, para penerima beasiswa merupakan mahasiswa berprestasi secara akademik dan kemahasiswaan namun memiliki keterbatasan ekonomi. Penjaringan dan seleksi calon penerima beasiswa dilakukan sepanjang Desember 2022. Seleksi meliputi tahapan administrasi dan wawancara mendalam oleh Bidang Pengabdian Masyarakat IKA UPI dengan turut melibatkan Direktorat Kemahasiswaan, Badan Bimbingan Konseling dan Pengembangan Karir (BKPK), dan para Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan di lingkungan UPI. Hasilnya diumumkan pada awal Januari 2023 untuk kemudian diserahkan hari ini. Secara keseluruhan, total bantuan yang disalurkan sebesar Rp 33.490.000,00. Jumlah bantuan bervariasi sesuai golongan UKT.
“Kami menerima total 86 pendaftar. Ternyata ada sebagian double account, sehingga hanya 75 pendaftar. Dari jumlah tersebut, terdapat 49 pendaftar yang dinyatakan lulus seleksi administrasi. Itulah yang dinyatakan berhak mengikuti tahapan seleksi wawancara. Dari hasil seleksi wawancara ini terpilih 31 mahasiswa yang dinyatakan berhak menerima beasiswa sesuai kategori yang ditentukan. Satu nama kemudian gugur karena ketidakcocokkan dokumen dengan hasil wawancara,” terang Najip.
Kriteria yang dimaksud meliputi sejumlah parameter terkait riwayat studi, kesesuaian golongan UKT, keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan, dan latar belakang keluarga. IKA UPI menetapkan bahwa beasiswa diberikan kepada mahasiswa dengan golongan UKT I hingga III dengan rentang biaya Rp 500 ribu hingga kisaran Rp 4 juta. Golongan ini dipilih karena dianggap linier dengan latar belakang keluarga kategori prasejahtera.
“Kriteria dipilih agar bantuan ini benar-benar berarti bagi penerimanya. Artinya, penerima benar-benar membutuhkan bantuan untuk melanjutkan studinya. Adapun keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan menjadi pertimbangan penting karena di sanalah tempat pengembangan diri mahasiswa. Para mahasiswa ditempa untuk menjadi calon-calon pemimpin masa depan,” papar Najip.
Kepedulian, Kesinambungan
Dalam sambutannya, Enggartiasto menjelaskan Beasiswa IKA UPI merupakan bentuk kepedulian alumni terhadap adik-adiknya. Jumlah bantuan yang disalurkan berasal dari donasi alumni yang dihimpun dalam rekening khusus Beasiswa IKA UPI. Besarnya bantuan yang disalurkan disesuaikan dengan jumlah donasi yang berhasl dihimpun setiap semesternya. Atas nama seluruh pengurus IKA UPI, Enggartiasto menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada para donatur yang telah berpartisipasi dalam penggalangan dana Beasiswa IKA UPI.
“Pada tahap awal ini, bantuan yang disalurkan masih jauh dari kebutuhan. Kami mendapat laporan bahwa pengajuan penangguhan pembayaran pada semester ini mencapai 2.124 mahasiswa. Dibanding angka itu, jumlah yang bisa kami bantu belum seberapa. Namun demikian, ini adalah awal dari bergulirnya kembali program Beasiswa IKA UPI yang sempat terhenti beberapa waktu ke belakang. Ke depan kami merencanakan skenario fundraising secara komprehensif dengan lebih melibatkan alumni serta berkolaborasi dengan dunia usaha,” terang Enggar, sapaan Enggartiasto Lukita.
Pada periode ini, sambung Enggar, Beasiswa IKA UPI merupakan salah satu program unggulan IKA UPI. Tujuannya untuk memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat, khususnya mahasiswa UPI dari kalangan tidak mampu. Untuk itu, dia mengajak para alumni maupun kalangan lain untuk berpartisipasi dalam program kemanusiaan ini. Kepada para alumni, Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2016-2019 ini mengajak untuk menjadi donatur tetap dengan cara melakukan donasi secara berkala dan berkelanjutan.
Enggar meyakini donasi berkelanjutan mampu menjadikan program Beasiswa IKA UPI lebih berkesinambungan dan memberikan lebih banyak manfaat kepada para penerima. Proses seleksi yang tepat dan akuntabel juga memastikan setiap bantuan bisa diterima oleh orang yang tepat. Lebih dari sekadar meringankan beban orang tua mahasiswa, Beasiswa IKA UPI diyakini mampu mendorong terwujudkan pemerataan pendidikan yang pada akhirnya melahirkan proses mobilitas vertikal, di mana orang-orang yang selama ini tidak beruntung mampu memperbaiki kualitas dan kesejahteraan kelurga.
“Kami mendapat laporan bahwa di antara para penerima beasiswa ini terdapat mereka yang begitu keras berjuang untuk bisa menempuh pendidikan di UPI. Ada dua orang yang terpaksa tidur di masjid karena tidak mampu membayar biaya kos. Ada yang berjuang sendirian dengan cara berjualan atau mengandalkan biaya hidup dan biaya kuliah dari honor menari karena tidak mendapat dukungan keluarga. Sebagian penerima menjalani kehidupan perkuliahan dengan sangat prihatin karena keterbatasan orang tua. Semoga kepedulian para alumni ini semakin menguatkan tekad Saudara dalam menempuh pendidikan di UPI. Kita semua percaya bahwa tidak ada jalan mudah untuk meraih sukses di masa depan. Terus berjuang dan berusaha keras,” ungkap Enggar.
Tentang perjuangan meraih sukses ini, Enggar bercerita dua orang sahabat yang dianggapnya istimewa dan menginspirasi. Pertama adalah Rio Abdurachman yang kini menjadi mitra sekaligus tangan kanannya dalam mengelola unit usaha di bidang media, B Universe. Kedua adalah Viktor Laiskodat yang kini menjadi Gubernur Nusa Tenggara Timur. Rio mengawali karirnya dengan berjualan koran, sementara Viktor bermula dari seorang pemulung.
“Dua orang ini sangat luar biasa. Saya sendiri bukan lahir dari keluarga kaya. Berusaha keras mulai dari nol. Tapi, dua sahabat saya ini memulai dari minus. Apa yang mereka dapatkan saat ini merupakan buah dari kerja keras dan semangat pantang menyerah. Saya meminta Anda semua para penerima beasiswa untuk belajar dari pengalaman dua sahabat saya ini. Jangan pernah menyerah,” tandas Enggar.
“Catatan lainnya, kami mendapat laporan bahwa penetapan penerima beasiswa juga telah turut memperhatikan faktor keberagaman. Ini menegaskan bahwa IKA UPI berdiri di atas semua golongan, hadir untuk semua anak bangsa tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras, agama, atau golongan. IKA UPI merupakan pengawal kebhinekaan,” tambah Enggar.
Suksesi Sarjana Berdedikasi
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pengabdian Masyarakat sekaligus penanggung jawab program Beasiswa IKA UPI, Jakiatin Nisa, menjelaskan pihaknya mengembangkan beberapa skema donasi dan penyaluran. Secara umum, Beasiswa IKA UPI dikategorikan menjadi tiga, yakni umum, khusus, dan intermediasi. Beasiswa kategori umum ini disalurkan kepada para mahasiswa yang dinyatakan memenuhi seluruh rangkaian syarat dan ketentuan lain. Tentu dengan terlebih dahulu mengajukan dan dinyatakan berhak mendapatkan beasiswa.
Kategori khusus diberikan kepada mahasiswa berdasarkan permintaan dari pihak pendonor. Sebut saja misalnya permintaan berdasarkan asal mahasiswa, program studi tertentu, atau momentum tertentu.
“IKA UPI membuka kesempatan kepada semua pihak untuk menjadi bagian dari program Beasiswa IKA UPI. Anggota Dewan misalnya, bisa menjadi donatur untuk penerima beasiswa dari daerah pemilihannya. Contoh lainnya, perusahaan tertentu bisa memilih penerima beasiswa dari program studi yang relevan dengan bidang usahanya,” terang Jakiatin Nisa.
Dalam pelaksanaannya, sambung dia, Beasiswa IKA UPI disalurkan dalam dua acara. Pertama, reguler pada setiap semester. Kedua, berkesinambungan yang meng-cover biaya studi, pondokan, dan subsidi operasional. Penyaluran reguler diberikan kepada mereka yang memiliki kesulitan membayar biaya pendidikan (UKT) pada pada semester berjalan. Untuk itu, Beasiswa IKA UPI hanya diberikan kepada mereka sejumlah biaya yang ditagihkan pada semester berjalan. Pembayaran tagihan dilakukan langsung oleh pihak pengelola dana beasiswa. Waktu penyaluran skema Ini bersamaan dengan jadwal pembayaran UKT UPI, yaitu setiap semester.
Adapun skema penyaluran kesinambungan merupakan skema pembiayaan penuh dari awal kuliah sampai lulus menjadi sarjana. Diberikan kepada mereka yang benar-benar mengalami kesulitan hidup dalam mengakses pendidikan tinggi. Komponen Beasiswa Kesinambungan atau Skema Suksesi Sarjana yaitu biaya pendidikan (UKT), biaya asrama/pemondokan dan biaya subsidi transportasi bulanan.
“Untuk dua skema penyaluran tersebut, IKA UPI membuka kesempatan kepada para alumni dan pihak-pihak lain untuk menjadi donatur, baik insidental maupun donasi berkala setiap bulan. Donasi insidental bisa disalurkan langsung melalui Rekening Beasiswa IKA UPI. Donasi berkala mengikuti skema penyaluran Beasiswa Berkesinambungan atau Beasiswa Penuh,” terang dia.
Jakiatin Nisa menjelaskan, donasi berjadwal ini dikumpulkan untuk pembiayaan penuh dari awal kuliah sampai lulus menjadi sarjana. Untuk membantu atau menyukseskan satu mahasiswa sampai sarjana dengan biaya UKT Golongan I dibutuhkan Rp 500 ribu membutuhkan biaya sebesar Rp 4 juta. Jumlah tersebut ditambah biaya pemondokan dan subsidi transportasi masing-masing sebesar Rp 19,2 juta, maka total pembiayaan selama studi delapan semester sebesar Rp 42,4 juta.
“Jumlah tersebut bisa diperoleh dengan menghimpun 12 donatur untuk berdonasi selama 36 bulan dengan nominal donasi sebesar Rp 98.150,00. Dengan simulasi tersebut, berarti siapapun bisa menjadi bagian dalam ikhtiar kemanusiaan menjadikan seorang sarjana baru yang kompetan dan berdedikasi hanya dengan berdonasi Rp 98.150,00, kurang dari Rp 100 ribu per bulan,” paparnya.
Penting menjadi catatan bahwa penerima Beasiswa IKA UPI tidak berhenti dengan menjadi penerima bantuan biaya studi, melainkan mereka akan turut mendapat pembinaan selama periode berjalan. Pembinaan dan pengembangan diri meliputi (1) Penguatan karakter, (2) Pengembangan kapasitas/kompetensi, dan (3) Voluntarisme dan networking dengan cara dilibatkan dalam program pengembangan maupun kegiatan-kegiatan IKA UPI.
“Pada hari ini misalnya, kami mengundang khusus Ibu Kepala BKPK UPI untuk memberikan pembekalan kepada penerima Beasiswa IKA UPI terkait daya tahan diri dan kesiapan menghadapi tantangan studi. Kami meyakini bahwa kekuatan pantang menyerah ini akan menunjukkan diri yang tahan uji, tetap konsisten meskipun dalam tekanan dan menjadi keniscayaan untuk mengalahkan rasa putus asa yang akan mengantarkan pada keberhasilan. Kesuksesan datang pada orang yang pantang menyerah, peluang diraih melalui pantang menyerah, dan halangan dapat diatasi dengan pantang menyerah,” pungkas Jakiatin Nisa.(NJ)